SAYA HARDI APRIADI

Sejak pertama kali berkecimpung di dunia perkuliahan, saya selalu menikmati setiap moment di perkuliahan.
Tawa bersama teman, tatapan mereka dan tepuk tangan yang sesekali menyertai.
Beberapa menit didalam kelas selalu terasa kurang ketika pada akhirnya harus pulang.

Tetapi bagi saya, sebenarnya ada yang lebih daripada sekedar menikmati perkuliahan.
Saat berdiri menyampaikan materi di depan kelas.
Ketika seluruh sorot mata teman melihat saya seorang diri di depan kelas, saya melihat puluhan mata para sahabat yang bersedia mendengarkan apa yang saya pikirkan.
Bagaimana pun juga, meski lebih sering menyampaikan materi yang asal-asalan, tetapi sedapat mungkin saya berusaha menuangkan apa yang saya rasakan tentang semua yang terjadi disekitar kita.

Itu bukan hal yang sederhana untuk saya, karena setiap kali dapat membagikan pengetahuan di depan kelas, saya merasakan keintiman dengan semua yang mendengarkan.
Saya tidak tahu sejauh mana mereka mengenal saya secara pribadi, demikian pula sebaliknya, saya pun tentu saja sulit untuk mengenal semua orang secara pribadi.
Tetapi ketika kawan-kawan memutuskan untuk menyimak apa yang saya bicarakan, terlepas itu sekedar untuk mendapat penghiburan atau mungkin lebih dari itu, maka saya merasakan kedekatan secara personal. 

Itulah mengapa selalu berat rasanya untuk pulang, karena ketika keluar kelas, saya serta merta merasa kehilangan semua orang yang bisa saya ajak untuk berbagi kisah.

Setiap dari kita pasti memiliki seseorang yang dekat secara personal. Tempat kita dapat membagikan emosi apapun yang kita rasakan dengan dia.
Seseorang yang akan menerima kesombongan kita, justru dengan perasaan bangga alih-alih mengingatkan. Seseorang mendengarkan kelemahan dan kegagalan kita, dengan tetap tersenyum meskipun jauh dilubuk hatinya ia bersedih untuk kita.

Tentu saja bukan ibu, ayah, saudara, atau kawan sedekat apapun itu.
Entahlah, tetapi saya pribadi merasa kurang nyaman saja menceritakan keseharian saya kepada mereka. Seperti ada perasaan kekanak-kanakan atau khawatir dianggap membanggakan diri ketika menceritakan suatu pencapaian. Pastinya menyenangkan jika kelak menemukan seseorang yang dengan senang hati akan mendengarkan setiap kabar gembira dari kita. 

Karena bagi saya, kesepian terburuk adalah ketika tidak ada tempat untuk membagikan perasaan bahagiamu

Jika saat ini anda memiliki seseorang yang selalu setia mendengarkan semua kabar dari anda, kabar duka maupun suka cita.
Genggam tangannya atau kirimkan pesan singkat. Berterima kasihlah karena telah menyediakan ruang bagi anda dalam hidupnya.

Sesungguhnya kita tidak pernah tahu betapa berharganya ruang yang dia sediakan, sampai suatu saat kita kehilangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Logo UIN Jambi 2017

Sebab Aku Mencintaimu