DIABAIKAN
Gila, benar-benar gila rasanya diabaikan. Diabaikan? Iya. Terlalu sakit untuk dirasakan, pada akhirnya mencoba beradaptasi dengan itu. Yah, aku terbiasa diabaikan sih, rasanya tetap sama selalu sakit tak terhingga. Mungkin sebanyak apapun aku dilatih untuk merasakan sakitnya diabaikan hasilnya akan tetap sama, sakit tak terhingga. Entah berapa kali harus menerima pengabaian agar aku benar-benar tak merasakan apa-apa, tak tersinggung, dan fokus dengan apa yang kumiliki.
Dendam? Saat aku sadar bahwa aku diabaikan, tak ada hal lain yang akan kulakukan selain balas dendam. Tapi, dendam akan membuatku hanya fokus kepada orang yang mengabaikan. Satu pihak mengabaikan pihak lain selalu memikirkan. Ironis.
Yang terbaik yang dapat dilakukan adalah melakukan hal yang sama kepada orang yang mengabaikan. Mereka menganggap aku tidak penting dan pengganggu, yah lakukan hal yang sama biar semua sama-sama senang. Berat memang bagiku karena sudah merasa mereka adalah bagian dari orang-orang terdekatku, karena bagiku sebuah pengabaian adalah representasi dari kesunyian.
Introspeksi. Entah apa yang sudah dilakukan sehingga aku harus diabaikan. Aku masih belum tau, dan aku akan mencari tau agar jika suatu saat ada orang baru yang aku anggap orang terdekat tidak mengabaikanku lagi. Doaku agar aku dapat mengubah sifatku, atau apapun yang membuat orang-orang mengabaikanku.
Kepada kalian yang mengabaikanku, aku mohon maaf jika kesalahan yang aku lakukan membuat kalian ilfeel kepadaku atau mungkin memang sebenarny tidak ada feel kepadaku. Aku keterlaluan mungkin? Tapi percayalah tidak ada niatku untuk membuat kalian tidak nyaman, aku selalu berusaha membuat orang-orang sekitarku bahagia termasuk kalian. Yah mungkin kalian tetap akan menggap ini lebay. Maafkan.
Yah, pindah lagi. Aku akan pindah lagi ke tempat atau orang baru. Semoga aku tidak diabaikan lagi. Ah susah.
Komentar
Posting Komentar